Tren Bersepeda di Tahun 2022
Medio tahun 2022 ini tren bersepeda sudah sangat jauh menurun. Tidak seramai ketika awal-awal Covid-19 merajalela. Setidaknya itu yang saya perhatikan di lingkungan sekitar tempat tinggal saya.
Kalau 2 tahun lalu harga sepeda sempat gila-gilaan, sekarang sudah mulai berangsur normal. Sepeda yang sama ketika dulu menyentuh 5 jutaaan, sekarang sudah ditawarkan 4 jutaan. Itupun sudah tak banyak peminatnya.
Kalaupun ada, memang orang-orang yang memang butuh dan hobi bersepeda aja. Bukan lagi jadi barang incaran orang-orang yang hanya ikut-ikutan tren semata.
Saya masih ingat, tahun 2019 lalu sampai ada salah satu produsen sepeda yang sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar, siapa lagi kalau bukan Element. Waktu itu produknya benar-benar digandrungi. Kalau gak salah sih type Element Troy. Karena stok terbatas tapi banyak yang nyari, hukum pasar berlaku. Harganya melejit tak karuan.
Produknya sendiri memang bagus. Dilapisi chrome dan kualitas tergolong sangat bagus dengan harga segitu. Produk itu yang membuat pabrikan sepeda lain seperti Pacific dan United ketar-ketir 🤠Bahkan Polygon yang dari awal tampak enggan meluncurkan varian sepeda lipat buru-buru menelurkan produk barunya.
Saya juga tertarik sih. Tapi sayang harganya terlalu over-priced buat saya. Belum sempat beli sepeda lipat, eeh, saya dikasih sepeda lipat dari ibu mertua. Bonus dari pembukaan rekening taspen. Lumayan lah daripada keluar duit buat beli sepeda.
Sepeda lipat pertama saya itu bermerk Odessy 🤔 Jujur saya aja belum pernah dengar merk itu sebelumnya. Mungkin merk lokal. Kualitas bahannya tak terlalu bagus. Bahkan, menurut saya termasuk buruk. Namanya juga sepeda hadiah 🤪
Saya agak lupa spesifikasinya sih, kebetulan sepeda itu lagi saya titipkan ke kakak ipar. Yang pasti framenya dari steel biasa. Berat. Dengan ukuran lingkar ban 20 inch. Sistem pengereman masih pakai model U yang manual dan tidak pakem.
Baru dicoba aja, ternyata salah satu bearing roda belakangnya ada yg lepas. Oblak, bikin sepeda bersuara tak nyaman di kuping. Kualitas bahannya termasuk murahan, mudah sekali berkarat. Entah sayanya yang nggak bisa ngerawat atau memang kualitasnya yang buruk. Tidak bermaksud menjelekkan sih, tapi nyatanya yang saya alami begitu.
Saya bukan pecinta sepeda. Dulu pernah punya sepeda Federal buat wira-wiri ke sekolah. Tapi buat sepeda lipat pertama ini, impresinya tidak begitu menyenangkan. Kayuhannya berat dengan sadel yang keras. Fork-nya juga rigid banget. Kaku. Bikin sakit semua badan kalau sering lewat jalan jelek seperti makadam/paving block.
Memang dari sepeda lipat pertama ini saya jadi belajar banyak. Karena sering cari-cari info soal sepeda lipat setidaknya sekarang saya agak tahu lah cara mencari sepeda lipat yang bagus. Jadi sekarang berusaha nabung buat beli sepeda lipat yang baru.